Ya, luapan isi hati saya saat ini. Di saat saya hanya
bisa tersenyum (iri) melihat teman-teman seperjuangan yang telah SAKSES di
bidangnya. Di saat ‘dia’ yang telah menerbitkan dua buku, sementara saya?? *terjun*
Iri? Pasti.Ingin seperti mereka? Jelas, tentu. Caranya?
*mikir*
Ada jargon, “You
have to be … *mikir keras dan lupa*”
Pokoke intinya kamu harus menjadi kamu yang bukan
biasanya untuk mencapai sesuatu yang belum pernah kamu capai sebelumnya. You have to run out from the comfort zone.
Berani! Intinya begitu. Ya ngena banget sih di saya. Gimana mau sukses kalau
kerjaannya cuma duduk, menatapi layar ** inch sambil di sentuh-sentuh dan
berharap keajaiban datang. Yeah, gue pasti
bisa! Alah, itu aja pun! Gampang mah! Nanti
aja deh! Pikiran picik saya.
Saya tersadar. Keajaiban hanya bisa datang setelah adanya
usaha dan doa. Dipikir-pikir saya belum pernah berkorban besar demi sesuatu
atau pun seseorang. Kenapa ya? Ya itu, karena saya selalu menganggap life is a miracle. Keberuntungan selalu
berpihak pada saya. Tanpa disadari, saya berada di sini bukan suatu kebetulan
atau pun takdir Tuhan. Banyak hal yang telah saya korbankan, ya meskipun tak
begitu besar. Balik ke topik awal, masbero!
Pesyen, bahasa gaulnya passion. Entah sejak kapan kata itu mulai melejit dan entah siapa
pencetusnya. Kalo kita cari di kamus *brb checking
kamus* secara harfiah bisa diartikan sebagai nafsu (?) bahasa halusnya
keinginan yang besar untuk melakukan sesuatu. Semacam kita excited untuk melakukannya sehingga hasilnya pun maksimal. Sebelum
itu, kita harus menentukan target apa yang akan kita capai atau dalam bidang
apa untuk melahirkan si pesyen itu, baik secara caesar (?) atau pun normal (??).
Sisihkan waktu, tak perlu seharian penuh, beberapa jam saja cukup asalkan fokus. Carilah tempat yang nyaman sesuai karakter kamu. Misalnya untuk kamu yang cool bisa di freezer, yang HOT bisa di *** (isi sendiri), kutu kudet di antara tumpukan buku-buku atau tempat lainnya yang istilahnya “KAMU BANGET pake S”. Setelah itu, kondisikan dirimu dalam keadaan rileks. Kalau pengen boker, monggo di selesaikan dulu dengan damai atau isi dulu perutnya karena ini akan menguras tenaga dan pikiran hingga kentut pun sulit mencari celahnya. #aihh
Setelah semuanya terasa ASRI, mulailah dengan membaca
Basmallah. Inilah saatnya untuk kamu mulai berpikir tentang masa depan. Tentang
kamu, siapa kamu, mimpi-mimpi (manis) mu. It’s
all about you! Tak apa narsis, karena semakin tinggi kenarsisanmu, semakin
tinggi level kesuksesanmu. Katanya.
Ambilah secarik kertas. Sebuah pulpen. Secangkir harapan
dan sebaskom kenarsisan. Racik mereka! Tuliskan apa yang sebenarnya kamu impikan
dalam hidup ini. Ingin masuk surgaaaa. Tulis! Ingin masuk kleeeb maleem. Tulis!
Ingin ini ingin itu banyak sekali. Itu mah Doraemon! Tulis sebanyak mungkin.
LIHAT! Betapa hebatnya dirimu, wahai narsismania.
Kemudian tuliskan alasan mengapa kamu belum bisa
mewujudkan impian tersebut. Tulis! Tulis! Kalo
saya nulis pake Tab gimana, Kak? Sentuh! Sentuh!
LIHAT! Betapa malangnya dirimu. Begitu banyak alasan yang
kau tuliskan. Ckck. Anak muda. Tetapi, secercah harapan itu masih ada. Caranya?
*masih mikir* GUBRAK!!
Renungkan. Renungkanlah wahai sahabatku! Temukanlah
bakatmu agar pesyen itu terlahir sempurna. Sekarang coba pikirkan, apa yang
membuat dirimu merasa lebih dari orang lain? Yang membuatmu nyaman? Kamu bahkan
bisa dan rela melakukannya seharian tanpa diperintah siapa pun. Nah, you’ve found that, Dude! Tinggal
bagaimana cara dan kreativitasmu untuk melahirkan si pesyen tersebut dan
mengolak-alik (?) nya menjadi sesuatu yang mengantarkanmu menuju singgasana
impian itu.
#eaaa
Kenapa tulisan ini jadi seperti ini? Beta tidak tau mama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar