Ini Bukan Saya |
Just ask me why I
chose those words? Yeah, ‘coz I’m in a wrong way before writing this one. A
very big worst mind ever. I won’t and never gonna back to that moment, an
awkward time in my life. NEVER! >,<
Seminggu
yang lalu, saya mengalamai masa-masa tersulit dalam hidup saya. Tidak hanya sekali,
tapi sudah sering dan datang di saat yang tidak pas. Hal ini membuat saya
merasa takut, cemas. Hiks, kalo udah ngerasa gini saya selalu berpikir untuk
kabur dari sini dan bersembunyi di tempat paling nyaman di dunia ini, rumah :’)
Depresi (ketebalan
100000 pt, ukuran 1.000.000 pt)
Saya
mengalami hal di atas -.- Menggelikan memang. Tapi jujur, saya sering merasakannya.
Berawal dari stres dan keputusasaan. Akhirnya saya mulai mundur dan berpikir
untuk apa saya hidup. Tidak ada tujuan
yang jelas. Tidak ada yang patut dibanggakan. Aura negatif mulai menggerayangi
(?) pikiran saya.
-
Saya semakin mengeluh dan menyesali
segala yang telah terjadi;
-
mengungkit-ungkit kesalahan di masa
lalu;
-
mulai cemas memikirkan masa depan;
-
mulai takut mencoba sesuatu yang
baru dan;
- dampak yang paling parah yaitu
menjadi tidak percaya diri untuk menatap lurus kedepan (padahal ada cowok
ganteng di depan *krik krik).
Saya
merasa kesulitan dalam berkomunikasi dan menyinkrronisasikan (?) sebuah
percakapan. Dan itu sangat menyebalkan! Rasanya ingin bersembunyi saja dibalik
selimut *oke , ini lebay.
Stress Lv 1: “Oke. Hari ini saya akan berkurung diri dan tidak
melakukan apa pun. Saya ingin menikmati ke’setresan’ ini”, pikiran saya waktu itu. Alhasil, saya
benar-benar tidak banyak terlibat dalam sebuah pembicaraan. Tidak berniat untuk
berpikir tentang apa pun. Tidak berniat untuk berinteraksi dengan siapa pun. Saya meluapkan segalanya pada socmed. *NB: tidak untuk ditiru*. Hari-hari saya begitu kelam.
Stress Lv 2: “Oke. Tidak ada yang mau berteman dengan saya. Mereka
hanya datang saat membutuhkan saya. Baik, saya akan tetap menunggu”,
pisuk (pikiran busuk, red) ini membuat saya terlihat semakin menyedihkan. Saya
benar-benar tidak nyaman dengan semuanya. Di kampus, di kost, saya merasa
tersisihkan. Pada kenyataannya saya lah yang menyisihkan diri. Sayangnya, saya
tidak sempat berpikiran seperti itu. Hari-hari
saya semakin kelam, cendrung berawan gelap.
Stress Lv 3: “Oke. Tidak ada yang dapat saya banggakan. Saya hanya
orang biasa yang menyedihkan. Tidak ada yang bisa memahami saya dengan segala
kekurangan yang saya miliki. Tidak ada yang benar-benar tulus menerima saya.
Tidak ada dst…”, pisuk
telah berkembang menjadi pisasuk (pikiran sangat busuk, red). Saya sukses
mengalami stress stadium akhir. Kepala seperti mau pecah. Sudah sedikit retak.
Hari-hari saya berpetir, bergemuruh, berkabut, berapi, berlimbah.
HANCUR!!!!!!!! Hari-hari
saya asdfghjkl*#$@!$*&^%#@
Depresi Lv 1000000: “Oke. Saya ingin pulang.”, pisuk yang melambangkan ketidakberdayaan saya
untuk menghadapi kemelut bathin ini. Sangat menguras energi. Saya jadi tidak
nafsu makan. Ditambah lagi begadang berkepanjangan. Saya merasa sangat buruk
(emang udah buruk -.-), terpuruk. GALAU. Untuk apa saya hidup? 0.0
Pasca Depresi Lv 1000000: “Oke. Saya tidak bisa begini terus.”, piman (pikiran manis, red) akhirnya berhasil
menyelundup meskipun hanya setitik. Hari-hari saya mulai mereda.
Saya
mulai mencoba menghampiri dan menyearching (?) di Mbah Google. Saya ketik
keyword, “Bagaimana cara mengatasi depresi”. JENG JENG JENG. Keluarlah
segala jenis tips dan trik yang saya inginkan. Penuh n*fsu, saya mengklik semua
link yang tertera dan membukanya pada banyak tab. Saya mulai membacanya. Air
mata saya perlahan menitik (bohong, red). Ya, saya positif mengalami depresi.
Benar.
Saya harus membuang pikiran-pikiran negatif itu sejauh mungkin. Perjalanan
hidup saya masih panjang (amiiin). Saya tidak bisa hanya berdiam diri menunggu
keajaiban. Oh, impossibruu! Saya menarik nafas dan bertekad. SAYA BISA! SAYA
PASTI BISA!!!!!
Langkah pertama: Mempersiapkan diri menjadi
Uni mentor yang baik.
Bertepatan
saat kondisi saya yang down, adik-adik mentor saya menagih jadwal mentoring,
yaitu pada Sabtu malam. Saya mempersiapkan bahan yang akan saya sampaikan,
sembari mencari tips dan trik di atas. Saya buat catatan-catatan kecil (bukan
jimat) tentang materi hari itu. Tapi, setelah tiba di lapangan, saya pun kembali blank. Saya berbicara, tapi saya
sendiri ga mengerti dengan apa yang saya ucapkan. Oh, saya rasa mereka juga tak
mengerti =.= Luckily, mereka aktif dan suasana tidak berjalan mono. Ya ampun,
maafkan Uni >,< Langkah pertama failed!
Bersambung…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar