Keranjang Takakura Ane |
Sebelumnya, buat teman-teman yang masih belum tahu dan belum mengerti bagaimana pembuatan kompos takakura ini, saya akan mencoba menjelaskan semampu saya, sehingga kita bisa mengurangi timbulan sampah dan menjadi Agent of GREEN ACTION ;)
1. Sejarah Keranjang Takakura
Ga muluk-muluk ya, yang penting keranjang Takakura ini ditemukan oleh seorang profesor berkebangsaan Jepang, Mr. Koji Takakura (sendainya yang menemukan adalah saya >,<). Kalau teman-teman searching di Mbah Google banyak artikel yang memberikan informasi mengenai si Takakura ini. Saya aja yang males ngopasnya hehe. Berikut salah satu linknya: Sejarah Penemuan Keranjang Takakura
2. Alat dan Bahan
Berikut adalah alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pembuatan kompos Takakura:
a. Keranjang Takakura
Fungsi: sebagai tempat pengomposan.
Fungsi: sebagai tempat pengomposan.
Untuk keranjang yang digunakan, teman-teman bisa membeli, membuat atau nyolong tergantung selera. Ukuran dan bentuknya terserah, yang penting harus diperhatikan alokasi dana, perhitungan waktu pengomposan dan lokasi penempatan keranjang. Seandainya teman-teman baru mencoba pembuatan kompos (seperti saya), pilihlah keranjang yang berukuran sedang atau bisa dibuat sendiri dengan menggunakan kaleng bekas cat yang diberi lubang dengan bantuan besi yang dipanaskan.
Kalau saya menggunakan keranjang kain pink shocking yang dibeli sendiri dengan penuh perjuangan dan pengorbanan =.= (oke, ini lebay!).
b. Bantal Sekam
Fungsi: menyerap air lindi (air sampah), menjaga kehangatan, kelembapan kompos dan mengatur sirkulasi udara.
Sekam yang digunakan yaitu dapat berupa kulit padi, serbuk gergaji dan lain-lain. Kemudian dimasukkan ke dalam kain jaring-jaring dengan diameter sangat kecil atau berpori yang telah dijahit seperti bantal. Ukurannya harus disesuaikan dengan lebar dan panjang keranjang Takakura. Berikut penampakannya (foto menyusul :p)
Kalau saya menggunakan serbuk gergaji yang alhamdulillah sudah ada di rumah. Jadi ga perlu nyari lagi :p Untuk kainnya sendiri saya menggunakan singlet bekas yang udah ga dipake lagi, trus dijahit sesuai ukuran keranjang dan terakhir diisi deh dengan serbuk gergajinya :D
Kekurangannya kalau menggunakan serbuk gergaji, serbuknya itu beterbangan waktu diangkat dan bikin hidung gatel -.-
c. Kardus
Fungsi: melindungi dari binatang, menjaga sirkulasi dan kelembapan sertamencegah kompos keluar dari keranjang.
Kardus yang digunakan harus disesuaikan dengan dimensi keranjang, kemudian di tempatkan disisi-sisi keranjang sehingga lubang yang ada menjadi tertutup. Kardus yang digunakan dapat berasal dari kardus mie instan, kardus TV atau pun kardus dari kotak barang-barang pemberian mantan. Itung-itung belajar move on. (okesip!)
d. Kain Hitam
Fungsi: mencegah binatang masuk, melindungi dari lalat dan telur-telurnya serta menjaga kestabilan suhu kompos.
Kain hitam ini dipasangkan sebagai penutup keranjang sebelum ditutup dengan penutupnya. Saya menggunakan daleman jilbab nyokap yang katanya engga di pake lagi (alhamdulillah, itung-itung reuse -.-).
e. Starter/ Biang Kompos
Fungsi: membantu proses pengomposan dengan bantuan bakteri pengurai yang ada didalamnya. Hanya digunakan sekali pada awal pengomposan.
Starter kompos yang dapat digunakan yaitu tanah yang berhumus (bisa korek-korek dari pot bunga nyokap), bisa dibuat dengan larutan-larutan tertentu atau dapat dibeli. Teman-teman juga bisa searching di Mbah Google bila ingin membuat biang kompos. Kalau saya menggunakan tanah saja, praktis :D
f. Penyangga Keranjang
Fungsi: menghindari air yang tergenang di bawah keranjang.
Banyak benda yang dapat digunakan sebagai penyangga keranjang, seperti batu bata, kayu dan lain-lain. Saya menggunakan Samsung S4 sebagai penyangganya (oke, ini bohong!).
g. Sampah Organik
Fungsi: media yang akan dikompos.
Adapun sampah organik yang dapat digunakan yaitu:
- sampah sayur
- sampah sisa makanan
- kulit buah
- mantan
- dll
Adapun sampah yang tidak disarankan yaitu sampah yang mengandung protein, seperti daging karena akan mempercepat tumbuhnya belatung (yaiks!) Kalau saya biasanya menggunakan sampah sisa potongan sayur, supaya mudah terurai berhubung waktu saya tidak banyak untuk melakukan kompos ini (-.-). Sebelum digunakan, sampah sebaiknya dicacah atau dipotong terlebih dahulu. Semakin kecil dimensi sampah, maka semakin cepat proses penguraian.
Kalau saya menggunakan keranjang kain pink shocking yang dibeli sendiri dengan penuh perjuangan dan pengorbanan =.= (oke, ini lebay!).
b. Bantal Sekam
Fungsi: menyerap air lindi (air sampah), menjaga kehangatan, kelembapan kompos dan mengatur sirkulasi udara.
Sekam yang digunakan yaitu dapat berupa kulit padi, serbuk gergaji dan lain-lain. Kemudian dimasukkan ke dalam kain jaring-jaring dengan diameter sangat kecil atau berpori yang telah dijahit seperti bantal. Ukurannya harus disesuaikan dengan lebar dan panjang keranjang Takakura. Berikut penampakannya (foto menyusul :p)
Kalau saya menggunakan serbuk gergaji yang alhamdulillah sudah ada di rumah. Jadi ga perlu nyari lagi :p Untuk kainnya sendiri saya menggunakan singlet bekas yang udah ga dipake lagi, trus dijahit sesuai ukuran keranjang dan terakhir diisi deh dengan serbuk gergajinya :D
Kekurangannya kalau menggunakan serbuk gergaji, serbuknya itu beterbangan waktu diangkat dan bikin hidung gatel -.-
c. Kardus
Fungsi: melindungi dari binatang, menjaga sirkulasi dan kelembapan sertamencegah kompos keluar dari keranjang.
Kardus yang digunakan harus disesuaikan dengan dimensi keranjang, kemudian di tempatkan disisi-sisi keranjang sehingga lubang yang ada menjadi tertutup. Kardus yang digunakan dapat berasal dari kardus mie instan, kardus TV atau pun kardus dari kotak barang-barang pemberian mantan. Itung-itung belajar move on. (okesip!)
d. Kain Hitam
Fungsi: mencegah binatang masuk, melindungi dari lalat dan telur-telurnya serta menjaga kestabilan suhu kompos.
Kain hitam ini dipasangkan sebagai penutup keranjang sebelum ditutup dengan penutupnya. Saya menggunakan daleman jilbab nyokap yang katanya engga di pake lagi (alhamdulillah, itung-itung reuse -.-).
e. Starter/ Biang Kompos
Fungsi: membantu proses pengomposan dengan bantuan bakteri pengurai yang ada didalamnya. Hanya digunakan sekali pada awal pengomposan.
Starter kompos yang dapat digunakan yaitu tanah yang berhumus (bisa korek-korek dari pot bunga nyokap), bisa dibuat dengan larutan-larutan tertentu atau dapat dibeli. Teman-teman juga bisa searching di Mbah Google bila ingin membuat biang kompos. Kalau saya menggunakan tanah saja, praktis :D
f. Penyangga Keranjang
Fungsi: menghindari air yang tergenang di bawah keranjang.
Banyak benda yang dapat digunakan sebagai penyangga keranjang, seperti batu bata, kayu dan lain-lain. Saya menggunakan Samsung S4 sebagai penyangganya (oke, ini bohong!).
g. Sampah Organik
Fungsi: media yang akan dikompos.
Adapun sampah organik yang dapat digunakan yaitu:
- sampah sayur
- sampah sisa makanan
- kulit buah
- mantan
- dll
Adapun sampah yang tidak disarankan yaitu sampah yang mengandung protein, seperti daging karena akan mempercepat tumbuhnya belatung (yaiks!) Kalau saya biasanya menggunakan sampah sisa potongan sayur, supaya mudah terurai berhubung waktu saya tidak banyak untuk melakukan kompos ini (-.-). Sebelum digunakan, sampah sebaiknya dicacah atau dipotong terlebih dahulu. Semakin kecil dimensi sampah, maka semakin cepat proses penguraian.
3. Cara Kerja
Hurray!! Sekarang kita masuk ke tahapan selanjutnya, yaitu proses pengomposan.Skema Pengomposan Keranjang Takakura sumber: http://pomgsditalirsyad.blogspot.com/2011/03/manual-penggunaan-keranjang-takakura.html |
1. Buka tutup keranjang, kain penutup dan bantalan sekam;
2. Gali pada bagian tengah starter dengan sekop kecil;
3. Masukkan sampah yang telah dicacah pada lubang yang telah digali;
4. Timbun sampah tadi dengan starter;
5. Tutup dengan bantal sekam;
6. Tutup dengan kain penutup dan penutup keranjang.
SELESAI
Mudah bukan? Kalau secara ringkasnya, beginilah alurnya:
Buka - Gali - Isi - Timbun - Tutup
4. Treatment atau Perawatan
Untuk perawatan kompos keranjang Takakura ini tidak begitu sulit. Hal-hal yang harus diperhatikan yaitu:1. Kondisi kompos. Apabila kering, dapat dipercikkan air atau larutan gula. Apabila terlalu lembab, dapat ditambahkan sekam pada bantal sekam;
2. Kondisi kardus. Apabila sudah lembab atau robek, kardus segera diganti agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan;
3. Kondisi kain penutup. Kain penutup sebaiknya dicuci satu kali seminggu untuk mencegah timbulnya telur lalat yang menempel di kain;
4. Kondisi lokasi keranjang. Sebaiknya tidak terkena matahari langsung karena akan menghambat proses pengomposan.
Bagiaman bagaimana? Tidak rempong kan? Sangat cocok untuk orang-orang yang meiliki jadwal yang super padat. Tunggu apa lagi :D
5. Saatnya Panen Kompos
Apabila kompos telah penuh atau telah berubah bentuk menjadi seperti tanah, itu artinya kompos telah matang. Lalala yeyeye. Cara memanenya pun sangat mudah, yaitu apabila kondisi kompos telah penuh, maka 1/3 dari isi keranjang sudah dapat diambil yaitu dengan bantuan ayakan dengan diameter lubang yang kecil. Sisa ayakan yang belum sempurna dapat dimasukkan kembali ke dalam keranjang sebagai starter untuk pengomposan selanjutnya. Sedangkan kompos yang telah berhasil, dimasukkan ke dalam karung untuk dimatangkan sekitar satu minggu, di tempat yang terlindung dari sinar matahari. TARAAA siap deh :DKompos berhasil memiliki ciri-ciri seperti tanah, yaitu berwarna coklat dan berbau seperti tanah. Setelah berhasil, kompos dapat digunakan sebagai pupuk untuk tanaman kesayangan kamu atau bisa juga sebagai ladang bisnis lho :D
So, tunggu apa lagi. Singsingkan lengan bajumu! Mari bersama kita menjadi Agent of GREEN ACTION
makasih gan buat infonya dan semoga bermanfaat
BalasHapusbagus bos buat artikelnya dan menarik
BalasHapusmantap sob infonya dan salam sukses selalu
BalasHapusok mantap mas infonya dan salam kenal
BalasHapus