احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجِزْ

“Bersemangatlah engkau untuk meraih apa-apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah SWT, serta janganlah engkau berputus asa.” (HR. Muslim dari Abu Hurairah z)

Senin, 10 Februari 2014

Mereka (Ternyata) Memang Ada Di Sekitar Kita

assalamu'alaikum wr. wb

They are Arround Us

Hai, pemirsaaah pojok nan unyuh-unyuh :3

Secara resmi, dengan ini saya nyatakan liburan semester V berakhir!! Prok prok prok. Okeh, tiada lagi hura-hura, tiada lagi bermanja-manja. Ini saatnya untuk berubah, seperti apa yang saya janjikan di awal tahun, untuk berubah lebih baik lagi :) STOP MAGER!!

Back to the point, ada apa dengan judul diatas? Oke, kisah saya awali dengan basa-basi terlebih dahulu. Seperti minggu-minggu belakangan ini, tiap Hari Minggu saya dan keluarga pergi sepeda-sepedaan. Seperti rute minggu kemaren, kita pergi dari rumah (star jam 7 pagi, oke ini udah kesiangan -.-), melewati rumah nenek, gelanggang (rame banget, lagi ada pacu kuda, sayang saya ga bisa liat :/), lanjut ke pasar dan finishya di kantor gubernur lama, guna melakukan senam massal gratis. Ha-ha-ha, selagi ada gratisan kenapa tidak? Ga boeh mubazir kan, teman ;)

Senam pun akhirnya ditutup dengan pendinginan.

A - U - E - I - O

JANTUNG SEHAT!!! JANTUNG SEHAT!!!!

Selesai.

Semua tepuk tangan dengan riang gembira. Senam yang diperuntukkan untuk masyarakat Kota Payakumbuh dan sekitarnya ini memang selalu diadakan setiap Minggu pagi, dimulai sekitar jam 7 pagi yang dipandu oleh ibu-ibu pesenam profesional yang sudah wara-wiri di rumah sendiri (peace ^^). Pesertanya pun kebanyakan ibu-ibu atau bapak-bapak yang sudah berumur, hanya "segelintir" anak muda yang terlihat. Jadi, jangan harap kalian bisa cuci mata disini. Sejauh mata memandang, tak ada pangeran, kawan =.=

Setelah bulir-bulir keringat meluncur indah, saya, @mentarichun_, mama dan harkel melanjutkan petualangan menuju taman satu-satunya yang ada di Payakumbuh, Ruang Terbuka Hijau-nya Pemkot yang bekerja sama dengan Bapedalda dan Semen Padang (dilihat dari tulisan yang ada di tong sampahnya hehehe). Akhirnya kita duluan ke taman yang berada di jembatan Ratapan Ibu, yang lebih dikenal dengan sebutan "Jembatan Agam". Kita duduk-duduk sembari menikmati molen cik idu*ang (karena cuma sekecil kelingking), disambut dengan pemandangan air Batang Agam yang mengalir deras dibawah jembatan. Bendungan ini terlihat indah, sayang sampahnya bara-bara bere-bere.

Saat asik menikmati si molen cikidung, saya terperangah melihat seorang petugas kebersihan berseragam yang sedang membersihkan sampah-sampah di tepian sungai. Bukankan itu perbuatan yang baik? Iya baik, tapi ga gini juga dooong. Masa itu petugas dengan gagah perkasa menyapu sampah-sampah yang dominan sampah plastik ke dalam sungai. Sreet sreeet sreeet. "HOI PAK, DISINI ADA ANAK TL LOHH PAAAK!! TOLONG HARGAIN DOOONK", teriak saya, dalam hati.

Miris akan kejadian yang berlangsung di depan mata itu, saya pun mengikuti nyokap menelusuri jalan bebatuan di taman ini. Jalannya buntu. Disamping jalan buntu itu ada sebuah tampat nyantai, beratap dan berdinding, tetapi hanya pada satu sisi, sehingga kita bisa melihat jikalau ada orang yang lagi ehem-ehem sama ehem-ehemnya. Eits, jangan negatif dulu. Maksudnya, bisa ngelihat orang yang lagi main sama hemponnya =.= #krik krik

Saat saya mendekati tempat itu, saya melihat sesosok pria tampan (suer dah!), menggunakan kemeja merah, jeans dan sepatu. Rapih dan apik! Kemudian dengan malu-malu saya menghampirinya dan mengajak kenalan. Tapi tenang, itu hanya khayalan saya. Awalnya biasa aja sih. Tapi sedikit bertanya, kenapa tu cowok mojok sendirian disana?Kemudian saya semakin mengernyitkan dahi waktu ngelihat dia jongkok, sambil nutup-nutupin sesuatu. Waah, saya mulai berkhayal yang tidak-tidak. Jantung saya berdetak saat melihat benda itu!! Ya, benda itu baru saja dia letakkan dikursi yang berada disampingnya. Benda itu!! Memperkuat pemikiran saya saat melihat dia dengan tidak malu-malu duduk sambil menghirup sebuah plastik, dan pastinya "benda itu" telah ia masukkan kesana. Oh, tidak!

Papa saya tampak mengatakan sesuatu pada cowok itu, tapi saya ga tau pasti soalnya mama langsung ngelarang. Saya masih syok sekaligus penasaran. Ternyata tak hanya saya dan keluarga yang menyadarinya, orang-orang yang berada disana pun ikut memperhatikan gerak-gerik pemuda itu. Kami pun perlahan berlalu meninggalkan sosok misterius itu, sambil sesekali tergoda melirik ke belakang.

Salah seorang pengunjung taman berceletuk, "Alah payah ditagahan. Urang gaeknyo se ndak bisa managahan lai. Alah talamak." (trans: Udah susah dilarang. Orang tuanya aja ga bisa ngelarang. Udah keenakan)

"Sakolahnyo, Da?" (trans: Dia sekolah, mas?), tanya bokap.

"Patang lai sakolah, tapi kini indak lai. Alah 6 bulanan lah nyo bantuak itu." (trans: Kemaren sekolah, taoi udah engga. Udah 6 bulanan dia kaya gitu.)

Saya kembali melirik cowok (ga tampan lagi di mata saya ) itu, dia menjambak-jambak rambutnya. Kemudian berlagak seperti seseorang yang tengah bermain drum. Saya merinding. Astagfirullah.

Akhirnya kami pun berlalu meninggalkan taman RTH itu. Saya betul-betul syok. Suatu kegiatan yang selama ini hanya saya saksikan beritanya di televisi, hari ini, saya menyaksikannya sendiri secara live, di kampung saya yang tercinta ini! Ya Allah, ampuni kami.

Inilah yang disebut dengan pergeseran kebudayaan. Rusaknya moral anak bangsa karena berbagai faktor, seperti lingkungan, keluarga, teman dan faktor lainnya yang saling berkaitan. Sebaiknya, janganlah memandang "mereka" sebelah mata. Beruntunglah kita, terlahir sempurna, di tengah keluarga yang taat agama, berkecukupan, bagaimana dengan "mereka"? Kebanyakan "mereka" berasal dari keluarga yang serba kekurangan atau tidak adanya keharmonisan dalam keluarga yang menyebabkan "mereka" menyimpang dan ya begitulah. Disini saya cuma bisa berbagi, ternyata "mereka" memang ada di sekitar kita. Cobalah untuk membuka mata. Jauhi narkoba, jangan jauhi penggunanya. (udah berasa kaya nulis artikel di majalah, amiiin :D) (Mutiara Fajar)

wassalam
@MOEDchu_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar